Saturday 28 August 2010

Jalan Heboh (Hemat Bohlang) Pulau Untung Jawa

berangkat...
gila biasa ngaret, sekarang nunggu deh!




sabtu pagi tanggal 7 Agustus 2010,
gw(rama) bersama 3 teman kampus (khell, firman, dan alfan)
berencana melakukan perjalanan ke Pulau Untung Jawa di kawasan Kep. Seribu dalam rangka refreshing dari kesibukan magang dan stressful tuntutan skripsi. ya..ya..ya..

mulai pagi buta gw bersiap-siap, berhubung gw tinggal dibekasi jadi tujuan pertama adalah pulo gadung.
Sesampainya di terminal, gw naik busway koridor 2 P.Gadung-Harmony @Rp.2000,- (tiket busway sebelum jam 7.00 pagi). Sekitar 30 menit berlalu di bus, tibalah gw di halte Harmony jam 7 lewat beberapa menit, dengan janjian pukul 7:30.
Biasanya gw suka ngaret kalo janjian kumpul teman-teman, nah dari itu gw bener-bener ngebut ngejer waktu dan bisa sampai sebelum jatuh tempo.
eh, mang dasar sial malah gw yg nunggu malah sampai jam 8:20an. nah lo pikir!!! dari janji 7.30 sampe 8.20!!! #mata membelalak . yah mau bagaimana karma gw kali ya, merasakan menunggu meski separah2nya gw ngaret juga dalam batas normal *pembelaan diri :p
Setelah gw, alfan dan yang ditunggu-tunggu firman kumpul, kami melanjutkan perjalanan Busway menuju Kalideres.


Sesampainya di Kalideres, kami melanjutkan perjalanan naik angkot G03 jurusan kalideres-kota bumi, berhubung si khell tinggal di tangerang, kita janjian di SMAN 1 Kota Bumi Tangerang
dengan perjalanan kurang lebih 45menit kami sampai di SMAN 1 dan keluarlah kocek @Rp.3000,-.
setelah kurang lebih 15 menit menunggu di SMAN 1, si khell datang dan kami melanjutkankan perjalanan.
#tips1: Yang musti diketahui di daerah Kota Bumi ini arus kendaraan searah, jadi untuk melanjutkan perjalanan kita jalan kearah pertigaan arah balik arus ke kalideres.

Nah di situ kami naik mini bus seperempat biru jurusan kampung melayu. Ternyata kami disuguhi alunan lagu-lagu band lokal yang bener-bener asing ditelinga, entah emang kita bukan penikmat lagu-atau memang nih lagu gak pernah keluar sangkar?? dan kami pun menyebutnya lagu "ALAY". hahaha..... (sorry ya mang pencipta lagu :p) iseng-iseng sambil menikmati pemandangan sekitar perjalanan selama kurang lebih 30 menit. Kami pun turun di Pasar Kampung Melayu dan mengeluarkan kocek @Rp.4000,-

Ternyata, setelah turun kami mengalami kebingungan mencari angkot selanjutnya untuk melanjutkan perjalanan, kemudian gw tanya tukang ojek yang terus menepi ke arah kami untuk menawarkan jasa ojeknya. Dengan tampang BT dia menjawab,
"masuk aja tuh ke pasar terus aja lurus". Dengan muka polos kami ikuti instruksinya setelah mengucapkan terima kasih tentunya!!!
sampai di tengah pasar kami mulai curiga, "kemana ya jalannya? mana angkotnya ni sob?" dan gw pun bertanya kembali ke seorang pedagang,,, kami pun syyookk dengan jawaban si mba pedagang yang justru memberi arahan ke arah sebaliknya tempat kami turun dan harusnya tinggal mengikuti jalan, begitu jawabnya.
kami pun putar arah, tapi untuk memastikan gw ingat bahwa ganjil lebih baik so gw pun bertanya lagi ketiga kalinya pada pedagang cendol.
"Oh, klo ngikutin jalan itu ngetem...mendingan masuk pasar dan belok kiri hingga sampai jalan aspal, nah disitulah nunggu angkotnya".

Dengan penjelasan si mamang tukang cendol itu pun, kami putuskan lewat pasar agar tidak ikut ngetem. Di jalan aspal itu, banyak toko-toko, bahkan minimart franchise pun ada.
Maka sembari menunggu kami membeli beberapa snack dan cemilan untuk di Pulau nanti.
Kemudian, datanglah sesosok (hahaha, lebay juga ni) angkot carry putih yang lagi menurunkan penumpangnya...
ketika saya tanya supirnya untuk memastikan itu angkot menuju Tanjung Pasir, dia menjawab "iya mas, berapa orang mas? 30rb deh??".
Loh, dari info yang kami dapat ongkos angkot ini sampai Tanjung Pasir hanya @Rp.4000,- per orang.

#tips2: Disitu barulah kami mengerti, ternyata untuk para rombongan mememang lebih baik menunggu disitu (lewat pasar belok kiri), karena disitu bisa nyarter angkot jatohnya akan lebih murah. Tapi untuk rombongan kecil seperti kami lebih baik menunggu tempat 'ngetem' (pangkalanya) di pertigaan pasar kampung melayu. (bisa langsung bilang kondektur minibus biru tadi, atau tinggal lurus dari tempat diturunin minibus biru sampai pertigaan)

sebenarnya tidak sulit mencari angkot putih jurusan Tanjung Pasir, karena memang hanya satu-satunya trayek ke sana. meski sedikit lama ngetem untuk menunggu penuh tapi itu lebih baik karena memang angkotnya tidak banyak.
Dalam perjalanan, kami disuguhi sisi lain pedesaan yang masih dihampari dengan sawah dan tambak nelayan. setelah beberapa lama, kami tiba di Tanjung Pasir.

Untuk masuk Tanjung Pasir, dipungut uang masuk @Rp.2500,- per orang. Dari langkah kami turun dari angkot tadi, beberapa nelayan menyampari kami untuk menawarkan jasa kapal menyebrang ke Pulau Untung. Tadinya kami tetap kukuh jalan tanpa menghiraukan, tapi setelah masuk kami disampari kembali oleh seorang nelayan yang menawarkan kapal juga, kemudian gw pastikan tarifnya nggak dibandrol mahal. "@Rp.10000,- kan mang?" tanya saya tegas. "iya lah mas seperti biasa kok"begitu jawabnya. Karena harganya pas kami ikuti si mamang dan memutuskan naik kapalnya. "Kapal Anggrek" begitu nama kapalnya.


menulis jurnal perjalanan diatas kapal KM Anggrek

"Ayo-ayo langsung berangkat", begitu teriak seorang awak kapal lain. Tapi setelah kami duduk ternyata baru ada 3 rombongan termasuk kami.
rombongan 5 orang muda-mudi tangerang dengan bahasa keoknya dan disisi belakang kapal sepasang kekasih yang sepertinya nyaman sekali menunggu.
(HAHAHA)

Hingga kurang lebih 45 menit kami menunggu, barulah setelah candaan nelayan lain "hahaha, trik lama tuh mas... berangkat-berangkat,
tapi ternyata masih lama, pura-pura mual aja udah biar cepet jalan" kapal akhinya jalan diikuti senyuman balasan canda si empunya kapal
Anggrek ini.

#tips3: Jadi, untuk menyebrang agar lebih cepat lebih baik masuk sendiri tanpa menghiraukan grumunan para nelayan yang menawari di pintu masuk. Setelah sampai pantai, bisa kita lihat kapal mana yang sudah paling banyak penumpang jadi kita tak perlu menunggu lama untuk berangkat.

dengan perjalanan +-20menit kami mengarungi laut jawa, kami tiba di pulau yang pada impresi pertama adalah sebuah pulau tenang dan sepi.
sebelum turun dari kapal kamipun ditanya sang nelayan seperti penumpang lainnya, "pulang jam berapa mas?"."Oh, kami nginep" jawab saya.
#tips4: ternyata untuk para penumpang yang hanya sehari saja di pulau, bisa membuat janji sama si empunya kapal tadi pulang sore jam berapa, dan si empunya kapal akan datang kembali pada jam tersebut untuk menjemput.

waktu menunjukan pukul 13.20, kami mulai masuki gerbang masuk pulau, sepanjang jalan masuk berderet homestay dengan berbagai macam nama benda-benda laut yang pada saat itu, banyak yang belum berpenghuni. Kami bermaksud mencari homestay untuk rehat sejenak dan merapikan barang bawaan.
Sebenarnya kami sudah memiliki rekomendasi homestay dari teman kami dengan harga Rp200000,- per hari yang menampung 5-6 orang.

berhubung kami hanya berempat, dan memang banyak homestay yg masih kosong jadi kami menelusuri perkampungan untuk mencari homestay yg mungkin lebih murah.
Sesaat kami menelusuri, kami didekati seorang pemuda pulau bernama mas Rusli (salah seorang aktivis muda pulau), dan bertanya "ada yang bisa dibantu mas?".
Kemudian beliau menawari kami salah satu homestay bernama "MUTIARA", pas untuk berempat dengan double bed big size, tv 14", kipas angin dan kamar mandi didalam dengan tarif Rp.150000,- per hari. Kami pikir untuk hanya sekedar bermalam penampakan dan fasilitas homestay ini cukuplah, dan kami putuskan mengambilnya karena letaknya pun tepat di depan taman utama dan pantai.

Beberapa menit istirahat dari perjalanan dan shalat zuhur. kami mencari makan, dan tepat beberapa homestay ke arah barat ada kedai bakso dan mie ayam.
WAH, betapa kagetnya 1 porsi mie ayam hanya @Rp.6000,- dan 1 cup pop ice hanya Rp.3000.
gambaran kami makanan mungkin akan dibandrol mahal dipulau pariwisata begini, ternyata harganya masih standard dan relatif murah... ( ^3^) setelah merenggangkan perut selesai makan, gw mengajak teman-teman menelusuri pulau yang baru pertama kali kami kunjungi itu untuk mencari "spot" yang bagus untuk berenang, menikmati pemandangan dan tentunya bernarsis ria.
Kami menyewa sepeda yang tepat berada di depan homestay kami dengan harga @5000,- per jam untuk setiap sepedanya. Sepeda yang disewakan single shaddel ada yang untuk pria, wanita bahkan anak-anak.


lapangan futsal

kami putuskan memulai penelusuran ke arah timur pulau terlebih dahulu. Ternyata selain lapangan volley yang berada di taman depan homestay kami,
terdapat lapangan futsal di arah timur pulau. Setiap sore entah penduduk atau bahkan para pengunjung ramai menggunakan lapangan ini.
hanya sekitar 300an meter ke arah timur dari homestay sudah ada pantai dengan dermaga. hampir tidak ada orang dipantai ini, tapi suasana pemandangan dan air yang bening benar-benar sayang untuk tidak dinikmati. Paling tidak untuk mengabadikan pemandangan dan tentunya narsisme mode:on...



bersepeda ke sisi pantai timur

sedikit kami menelusuri jalan kami pun menemukan ujung jalan pesisir pantainya karena sudah masuk kawasan pantai bakau (mangrove). WOW...
subhanallah... mungkin disana itu merupakan spot terindah di pulau itu menurut saya... bebatuan kubus bekas palang ombak yang sudah tertata secara tidak sengaja
dan menyampur dengan lumut dan karang pantai. Saya pun berbincang kepada sepasang aki nini yang kebetulan berdagang di tenda sekitar panatai itu.
"Koq sepi ya nek? apa memang jarang di datangi wisatawan?". "oh, gak dek disebelah pantai timur ini ramai kalau dipagi hari untuk menikmati sunrise,
biasanya juga pada berenang disini". Kamipun langsung sepakat, "OK besok pagi kita berenang disini sambil menikmati sunrise!".

Dan kami melanjutkan penelusuran, melalui jalan bata blok kearah dalam pulau, karena sudah tidak bisa melalui pesisir pantai (hutan bakau).
Betapa sepi dan tenangnya pulau ini, serasa pulau kami berempat. hahaha...
kami melewati tempat pemakaman umum setempat dan sama sekali tidak ada orang disana, waw rindangnya tanaman di sepanjang jalanpun menambah suasana horor...
"Salah jalan ga ya ni?" sela gw parno. terus mencoba mengikuti jalur bata blok, sampai kita di hamparan pembudidayaan bakau terusan dari pantai tadi.
Dan tanpa sadar ternyata kita sudah berada di pantai barat pulau untung jawa. hanya dalam kurun 40menitan kami menelusuri pulau,
kami sudah mengitari keseluruhan pesisir pulau. WAW... ternyata cukup kecil ya, pulau ini. Kecil banget malah..ckckck...


bersepeda menelusuri penangkaran bakau

Setelah menikmati akar-akar pepohonan bakau di pantai barat, kami pun kembali ke homestay dan mengembalikan sepeda 1 jam kurang sedikit dari jam kami meminjam.
Saya bertanya kepada mas Rusli tentang wisata snorkling di pulau ini. Sungguh terkejut ketika beliau menjawab bahwa ada penyewaan snorkling yang
disediakan pemuda pulau hanya dengan Rp.35000,- sudah termasuk perlengkapan google dan lifejacket ditambah pemandu.
hasrat saya untuk melihat panorama dasar laut, yang pernah saya lakukan pertama dan terkhir di pulau gili trawangan Lombok.
Tapi, sepertinya gw hanya bisa menahan hasrat karena kebetulan pengunjung sedang sepi dan bahkan ke3 teman gw gak maw snorkling.
huft...but, days still must go on... lanjutkan ajalah...

sekitar jam3an sore, si alfan seperti sudah tak terbendung lagi akan aroma air laut dan panasnya matahari. Byurrr...
seakan baru pertama kali dia ke laut... hahaha... bener-bener commit tanning... berhubung dia yang paling putih, tapi malah dia yang paling ngotot maw tanning.
hahaha... memang dunia dah kebalik... XD


entah apa maksud mereka khel (kiri), firman (tengah), alfan (kanan),
memamerkan kaki ketika "nyebur cantik"


Disisi lain gw bertiga (Khell dan firman) hanya duduk di gazebo tepi pantai menikamati pemandangan dan angin pantai yang semilir.
alfan pun bingung, "WOI!! g pada mau berenang apa?? buset dah dah jauh2 kesini juga!!". Hahaha.. bener banget tuh si alfan.
Tapi masalahnya gw bertiga gak lagi commiting taning dengan sinar matahari yang lagi terik banget.


sore hari darmaga utama dari pantai didepan homestay

Baru setelah sekitar jam 1/2 5, matahari sudah mulai menyingsing di ujung barat angin pun bertambah semilir. Dan air laut terlihat lebih menggoda, gw dan firman
langsung terjun. HWAW... serasa dunia menampilkan sisi indahnya... (lebay.com)
Tapi, tetep si "Ratu" kami memanggilnya alias si khell antara muka mupeng air laut sama betapa takutnya rambut ikal sebagai mahkotanya basah oleh air laut.
"Aduh, pokoknya gw gak mau rambut gw basah!!! ini aja udah mulai kering!!!" begitu alasanya keras, sama seperti waktu kita ke GILI ISLAND, Lombok.
Betapa jauhnya kita kesana dengan tujuan keindahan laut. Tapi tak sedikit pun dia relaks menikmati air laut, sangking takut rambutnya kering efek nanti terkena air laut.
xixixixi.... *peace khell.... XD

tuiiiiiinggg....pluk... sesuatu jatuh di pipi gw, ketika gw sedang menikmati matahari dengan berenang gaya punggung. HAHAHA...
sial gw kena kado dari burung yang memang banyak berhalulalang di sekitar laut yang menuju pulau rambut yang merupakan pulau konservasi karena menjadi
sarang ribuan burung hinggap dan berimigrasi.

Maksud hati berenang sambil menanti "sunset", unforetunately awan gelap yang pada saat itu menutupi langit juga menutupi indahnya matahari yang sedang jatuh
ke garis horizontal laut. Tapi memang suasana itu sangat tenang dan hangat membuat badan merasa relaks dan tenang.
Fuuuhhhhh.... comeynye... (ala. upin-ipin) :p

menjelang maghrib kami kembali ke homestay, dan mengantri kamar mandi untuk membersihkan diri. karena memang badan dan pakaian masih basah sehabis berenang tadi,
saya menunggu giliran di taman pantai... Angin laut semilir sedikit mengeringkan celana yang basah...


Setelah shalat isya kami bermaksud mencari makan malam, sembari melihat suasana malam pulau.
Krik...krik... bahkan suara jangkrik yang biasa terdengar tidak ada. hanyalah suara angin berhembus dan beberapa suara tokek yang terdengar.
kami mencoba menelusuri bagian barat, dan ternyata disana ada sekelompok wisatawan yang memenuhi beberapa meja, bersiap makan malam.
sedangkan sepanjang jalan, bahkan hingga timur banyak warung-warung kosong dan hanya beberapa wisata yang menempati beberapa homestay
yang sedang ngobrol di terasnya masing2.

huftt...ternyata sepi, akhirnya kami makan di pondok yang jual nasi goreng @Rp.7000,- dan @Rp.3000 untuk 1 gelas es teh manis.
sambil menunggu si ibu pemilik kedai memasak, saya bertanya-tanya penasaran tentang pulu ini. "kok sepi ya bu? apa memang selalu begini kalau malam?"
"iya dek, memang sepi paling kalau lagi ada event baru ramai" begitu jawab si Ibu. "Lumayan kecil ya bu pulaunya, kira2 berapa jumlah penduduknya, bu?"
tanya gw balik. "ya, sekitar 600an jiwa lah". Wah, pantas saja... ini pulau untung. hahahaha...

Tambah malam, kami jalan-jalan menelusuri pantai dan dermaga pusat. Dan barulah gw tahu, ternyata pulau ini menjadi daya tarik para pecinta memancing.
Semakin malam semakin banyak wisatawan yang memenuhi dermaga-dermaga untuk memancing.
Entah apa yang didapat, sepertinya sih banyak. ingin bertanya tapi sungkan. karena gw mang kurang suka memancing dan makanan air.
heheh... :p

Lumayan juga lah menikmati hembusan angin malam pantai yang.....brrrrr.... yang gak mungkin didapat di jakarta.
dengan obrolan-obrolan dan bercandaan ditambah narsis ria, tak terasa hampir tengah malam. Kami pun kembali ke homestay untuk beristirahat.
Tapi ternyata, tidak langsung istirahat si alfan meminta melanjutkan obrolan di dermaga tentang "spooky story"...
cerita-cerita seram, beghhh.... yang gw paling malas ikutan...
dan akhirnya gw dipaksa untuk cerita, paling ga 1 cerita seram yg pernah didengar. Terpaksa deh, gw cerita kisah serem yang dialami temen dikampus...

Dari pada gw terus ikutin tuh cerita, mending tidur deh untuk menyambut sunrise besok.

Dan seperti biasa di kosan, berulang dan bergantian alarm berbunyi, "gumprang-gumpang!!! (suara barang pecah dihancurkan)" *suara alarm HPnya khell.
tapi yang bahkan dianya gak pernah langsung bangun. (terkenal kebo klo dah tidur,,, hehehe... peace ah)
bangun bergantian shalat subuh, eh serasa di kosan si khell dan firman langsung kembali menyambar bantal dan kasur.

Akhirnya hanya gw dan alfan yang jalan ke timur, untuk mengejar sunrise yang sepertinya sudah sedikit telat.
hahaha... ternyata si firman, dilanjut khell nyusul baru hanya beberapa meter kami berjalan.
sampai di dermaga timur. ternyata matahari sudah beberapa cm dari garis horizon. paling tidak kami bisa menikmati udara yang pagi yang segar... dan pemandangan kabut yang memukau.
hingga pagi pun, masih ada beberapa pemancing yang masih menunggu keberuntungan...

moment sunrise ditimur pulau yg telat diabadikan

panorama pagi darmaga di sisi pantai timur


model gak niat, bangun tidur mata baru melek,
di darmaga sisi pantai timur

ketika kami menelusuri pantai hingga timur pun, kami mulai kecewa begitu banyak sampah yang memenuhi pantai terbawa ombak.

mas rusli bilang sih memang itu sampah-sampah kiriman dari jakarta... sedihnya pulau yang sebenarnya berpotensi harus dipenuhi sampah ulah manunsia...
setelah sarapan nasi uduk @Rp.6000,- di dekat dermaga, kami kembali ke pantai di depan homestay.
Dan ternyata disana lebih banyaaaaakkkk lagi samapai yang memenuhi pinggir-pinggir pantai.
Dan para pemuda pulau, dengan 2 gerobak sampah, memunguti sampah dari ujung ke ujung. Beghh.. kerasa juga kalau mereka harus bersahabat dengan sampah itu disetiap paginya.
"Tak bisakah kita sebagai manusia menjalani peran kita kepada alam... ironis alam yang seharusnya indah dinodai buah karya manusia (SAMPAH)"

dengan miris melihat kegigihan para pemuda pulau membersihkan pantai, kami lesehan di gazebo pantai. dan si khell dan firman pun kembali ke homestay untuk melanjutkan tidurnya
karena hilang selera untuk mencicipi air laut.
Berhubung, gw gak mau menyinyiakan moment, angin pantai dan air laut yang segar gw dan alfan kembali ke pantai timur, yang memang tadi kami lihat masih bersih untuk
menikmatinya. waw... segarrr......ternyata pantainya berbeda, disitu airnya lebih jernih dan dangkal dan bagitu banyak rumput dipantai dangkal itu.
alfan yang trauma dengan bulu babi, berenang jauh beberapa meter ke tengah menggunakan sendalnya dan bahkan dia masih bisa menapak.
dan gw pun ragu untuk bisa melewati rumput-rumput, perasaan takut, geli-geli gimana... gitu...
setelah kurang lebih satu jam, firman dan khell datang dan langsung "byuuuurrr", dengan berani si firman melewati rumput-rumput laut itu...


firman (kiri) dan alfan (kanan) berjalan menuju sisi pantai timur

"gak apa2 ram, geli deh". dan gw pun mencoba dan ternyata memang benar geli karena rumput-rumput itu yang terus bergerak mengikuti arus.
Si khell pun menyusul, seperti biasa menggunakan sendal dan berjalan menyampari kami. Tetep gak mau rambutnya terkena air laut. ckckckck... "riweh"
XD

tak lama kami bersenang-senang main air, "Aw", sambil merintih dan berjalan ke tepi pantai, si khell kesakitan. dibawah mata kaki terdapat seperti serabut hitam yang terus masuk kedalam kulit.
si khell trus kesakitan, dan katanya sih ngilu gitu. Gw yang parno, terus tanya2 si khel "masih sakit khell?", "apa tanya ke orang pulau ya?" bahaya gak ya kira-kira?
si alfan menepi "kenapa sih?" sambil melihat bekas hita di kakinya khell.
"Oh... itu, kemarin gw juga kena" (sambil memperlihatkan beberapa bekas luka sejenis di telapak kakinya).
"gak tahu apa, tapi kayaknya bulu babi deh", "setengah jam-an kok khell rasa sakitnya, lumayan sih tuh rasanya". begitu penjelasan si alfan datar.

karena kami parno, kami pun menunggu rasa sakit khell hilang sambil bercengkrama dan bermain air di tepian pantai.
ternyata lebih dari setengah jam rasa sakitnya baru mendingan. Kami pun kembali pulang ke homestay untuk bersih-bersih dan packing.
sembari khell dan firman bersih-bersih. Gw menelusuri pantai depan homestay sambil mengeringkan badan, dan menikmati pemandangan pantai yang sudah lumayan bersih.
(sementara pemuda pantai masih membersihkan pantai ke barat)

sangat berharap ada yang bermain volley untuk melepas rindu waktu SMA. tapi ternyata sayangnya tidak ada yang bermain volley, bahkan anak-anak kecil yang menggunakan
bola volley sebagai bola tendang. hahaha...

barulah giliran gw bersih-bersih. "jangan lama-lama ya!!" kata khell. (berhubung gw suka lama mandinya, hehe)
setelah bersih-bersih kamar dan hari hampir tengah hari, kami pamit kepada bu haji si empunya homestay.
Dan masih penasaran, gw tanya soal lukanya khell ke bu Haji.
ternyata benar itu bulu babi, dan seharunya ketika baru ketusuk langsung dicabut durinya sebelum masuk kedalam kulit,
dan kalaupun sudah terlanjur masuk kedalam, ditekan-tekan saja hingga hancur dan lumer di dalam kulit. begitu penjelasan ibu dan pak haji.

15 menit kami menuggu perahu di dermaga, tibalah satu perahu dengan penumpang yang penuh. eh, ternya RM ANGGREK. perahu yang mengangkut kami kemarin.
ALHAMDULILLAH... gw bisa menikmati liburan alam di pulau untung jawa...
kami pun pulang dengan rute angkot yang sama.

mudah-mudahan bisa menikmati indahnya kepulauan seribu di pulau-pulau lainnya... AMIIN....


key words: wisata pulau seribu pulau untuk jawa adalah salah satu pulau tujuan wisata di gugusan kepulauan seribu rute menuju pulau untung jawa how to go untung jawa island (thousand islands cluster) jakarta bagaimana menuju pulau untung jawa tips hemat berlibur ala backpacker seputar pemandangan pulau untung jawa pemandangan sunrise dan sunset kisah perjalanan bersama teman jalan-jalan menikmati pulau seribu hanya seratus ribuan

1 comments:

aLmunawaroh said... Reply Comment

heii rama :) ada no telp homestay di untung jawa kah ? kalo ada kirim k almunawaroh89@gmail.com yaa terimakasih ..